Thursday, March 27, 2014
3 Wujud Zat
Wujud Zat Padat (Solid)
Ketika sedang dalam wujud padat, molekul-molekul dari sebuah zat terikat satu sama lain dengan erat. Karena molekul-molekul memiliki posisi yang tetap dalam ruang, benda berwujud padat bersifat kaku (rigid) dan memiliki bentuk yang jelas. Jarak antar molekul-molekul pada benda padat sangat dekat satu sama lain dibandingkan dengan jarak antar molekul-molekul pada benda berwujud lain. Selain itu benda berwujud padat juga memiliki gaya tarik antar molekul yang terkuat.
Ketika suatu zat berwujud padat dipanaskan sampai titik leburnya, maka zat tersebut akan berubah menjadi wujud cair. Akan tetapi, zat padat juga dapat langsung berubah menjadi wujud gas ketika dipanaskan, perubahan ini dikenal sebagai sublimasi. Kamper atau kapur barus adalah salah satu contoh zat padat yang menyublim menjadi wujud gas.
Wujud Zat Cair (Liquid)
Gaya tarik antar molekul zat cair lebih kecil dibandingkan dengan zat padat, tetapi lebih besar dibandingkan dengan zat berwujud gas. Zat berwujud cair tidak memiliki bentuk yang tetap. Wujud zat cair ditentukan oleh wadah yang menampung zat tersebut. Ketika suatu zat cair mencapai titik didih, zat tersebut akan berubah menjadi bentuk gas. Ketika panas dilepaskan dari suatu cairan dengan mendinginkannya, maka zat cair tersebut akan berubah menjadi bentuk padat ketika mencapai titik beku.
Wujud Gas
Molekul-molekul gas bergerak secara acak. Gas memiliki gaya tarik antar molekul yang paling kecil, karena itu gas tidak memiliki bentuk yang jelas. Jarak antar molekul sangat jauh satu sama lain. Massa jenis dan viskositas gas jauh lebih kecil dibandingkan dengan padatan dan cairan. Molekul-molekul gas sangat rentan terhadap perubahan suhu dan tekanan. Gas akan berubah menjadi cairan ketika didinginkan, kemudian pendinginan lebih lanjut akan menyebabkan perubahan wujud menjadi bentuk padat.