Gusi bengkak merupakan fenomena yang cukup umum, yang biasanya terdapat pada segitiga gusi antara dua gigi. Kadang-kadang pembengkakan bahkan bisa sampai menutupi gigi.
Seseorang dengan gusi yang bengkak akan mengalami sakit parah, juga disertai dengan bau mulut. Warna gusi berubah dari merah muda menjadi lebih merah dan rentan terhadap perdarahan.
Penyebab Gusi Bengkak
- Penumpukan Plak
Karena kurangnya kebersihan mulut, lapisan tipis makanan dan bakteri berkembang pada permukaan gigi, yang biasa disebut plak. Efek jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan gigi, yang jika tidak diatasi dapat mengakibatkan iritasi gusi dan radang gusi. Bakteri dan racun yang dihasilkan oleh plak menyebabkan gusi menjadi bengkak dan terinfeksi. Kondisi ini disebut gingivitis dan merupakan bentuk penyakit periodontal. Pembengkakan sebenarnya disebabkan oleh akumulasi sel darah putih dan cairan di gusi karena upaya melawan bakteri. - Defisiensi/Kurang Vitamin C
Kekurangan vitamin C dalam tubuh dapat mengakibatkan sariawan dan gusi bengkak. Gusi berdarah dapat disebabkan karena kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin B, asam folat, dan kalsium juga dapat menyebabkan gusi bengkak. Malnutrisi juga dapat menyebabkan gusi bengkak, jadi sangat penting untuk makan makanan sehat dan seimbang. - Virus Herpes
Berciuman dengan pasangan yang membawa virus herpes dapat membuat Anda tertular, yang kemudian dapat menyebabkan gusi bengkak. Lepuh juga muncul pada gusi dan lidah. Gusi bengkak akibat virus herpes bisa sangat menyakitkan. - Partikel Makanan Tersangkut
Kadang-kadang partikel makanan bisa tersangkut antara gusi dan gigi, yang dapat menyebabkan pembengkakan di daerah tersebut. Jika partikel ini cepat disingkirkan, pembengkakan akan mereda, namun jika infeksi telah dimulai, maka perlu dirawat untuk mengurangi pembengkakan. - Penggunaan Pasta Gigi Terlalu Kuat
Kadang-kadang pasta gigi dan obat kumur berbasis alkohol yang kuat dapat menyebabkan gusi membengkak. - Gigi Palsu Tidak Pas Pada Gusi
Karena gigi palsu kurang pas gusi bisa membengkak. Dalam kasus seperti ini, masalah perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi Anda. Selain itu, orang dengan tambalan gigi dan kawat gigi yang kurang baik, sering menyebabkan partikel makanan terjebak di antara gigi dan dapat mengakibatkan bakteri tumbuh. - Kehamilan
Selama kehamilan, sirkulasi darah pada gusi meningkat, karena tingginya tingkat progesteron dan estrogen dalam darah. Hal ini menyebabkan gusi menjadi sensitif, bengkak, dan merah. Hal seperti ini juga sering terjadi selama masa pubertas.
Selain daftar penyebab di atas, ada beberapa penyebab lain seperti infeksi oleh virus atau jamur, efek samping dari obat seperti dilantin atau fenobarbital, amandel bengkak, leukemia, pertumbuhan abnormal, tumor, atau penyakit gusi yang serius lainnya.
Cara Mengobati Gusi Bengkak
Tergantung pada penyebab gusi bengkak, pengobatan dapat bervariasi. Setelah akar penyebab telah ditangani, pembengkakan akan hilang.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengobati masalah ini. Perawatan yang dapat dilakukan sendiri antara lain:
- Membilas mulut dengan campuran garam dan air hangat dipercaya dapat membantu meringankan gejala.
- Membilas mulut atau berkumur dengan campuran jus lemon segar dan air dapat membantu mencegah infeksi.
- Meningkatkan asupan asam folat, zat besi, dan vitamin C.
- Pastikan bahwa tidak ada sisa makanan di gigi.
- Menyikat gigi dua kali sehari dan flossing minimal sekali per hari untuk mencegah penumpukan plak dan gigi berlubang.
- Memijat gusi untuk membantu aliran darah di daerah tersebut.
- Mengkonsumsi lebih banyak air.
- Buat campuran yang terbuat dari jahe dan garam. Campuran ini ditempatkan pada gusi yang bengkak dan kemudian pijat daerah tersebut, cara ini dikenal dapat mengatasi peradangan.
Karena penyakit periodontal bisa sampai mengakibatkan kehilangan gigi, ada baiknya cepat diperiksa dan ditangani oleh seorang dokter gigi.
Selain itu, infeksi pada gusi bisa menyebar ke seluruh tubuh, melalui aliran darah. Oleh karena itu, sangat penting untuk dikonsultasikan dengan dokter gigi sesegera mungkin.
Image courtesy of Alejandro Mallea, via Flickr