Friday, January 10, 2014

Siklus Hidup Plasmodium


image by Hakon

Plasmodium adalah genus milik sekelompok protozoa yang bersifat parasit. Saat ini sudah teridentifikasi lebih dari 200 spesies genus ini, dimana sekitar 10 spesies menginfeksi manusia.

Spesies yang paling mematikan adalah Plasmodium falciparum, yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan dan kematian pada manusia. Infeksi akut oleh spesies ini jika tidak ditangani dapat membahayakan jiwa, sedangkan infeksi kronis dapat menyebabkan anemia berat.

Plasmodium membutuhkan dua organisme untuk menjalani siklus hidupnya, yaitu vektor nyamuk dan inang vertebrata.

Studi ekstensif telah dilakukan pada Plasmodium falciparum, sebab protozoa ini menyebabkan penyakit malaria yang sangat mematikan bagi manusia. Siklus hidup protozoa ini sangat kompleks, dan juga protozoa ini mengalami perubahan-perubahan selama transmisi.

Plasmodium ini berada di dalam kelenjar ludah nyamuk anopheles betina dalam bentuk sporozoit. Diketahui 68 spesies nyamuk Anopheles yang dapat menularkan malaria.

Agar dapat memahami siklus Plasmodium falciparum secara lebih baik, simak penjelasan dibawah ini.

  • Sporozoit & Tahap Hati
    Ketika anopheles betina yang membawa Plasmodium menggigit manusia, sporozoit masuk ke dalam tubuh manusia. Lebih dari 100 sporozoit dapat masuk hanya dengan satu gigitan oleh nyamuk yang terinfeksi Plasmodium. Sporozoit Plasmodium memasuki sistem peredaran darah dan menginfeksi sel-sel hati dalam waktu 30 menit. Dengan demikian, Plasmodium memasuki tahap hati.

  • Merozoit & Tahap Eritrosit
    Dalam hepatosit (sel hati), sporozoit mengalami multiplikasi aseksual yang disebut skizogoni, membentuk merozoit-merozoit. Ribuan merozoit terbentuk dalam kurun waktu dua minggu. Setelah pematangan, merozoit meninggalkan sel skizon hati dan menyebar ke sel darah merah. Tahap infeksi ini disebut tahap eritrosit, yang berlangsung sekitar 48 jam.

  • Skizon & Tahap Eritrosit
    Merozoit berdiferensiasi lebih lanjut dalam sitoplasma sel darah merah untuk membentuk trofozoit, yang berbentuk lebih besar dan bulat. Serupa dengan tahap sebelumnya, trofozoit mengalami skizogoni, dimana replikasi DNA terjadi. Tahap ini disebut sebagai skizon eritrositik. Dalam tahap skizon ini, diferensiasi seluler berlanjut dan terbentuk sekitar 12 sampai 16 merozoit. Tahap ini terus berlangsung selama 72 jam.

  • Pecahnya Sel Darah Merah yang Terinfeksi
    Dalam tahap ini, merozoit dilepas melalui pecahnya sel darah merah yang terinfeksi. Hasil pengamatan menunjukkan beberapa dari merozoit yang dilepas menyerang sel darah merah lagi. Nutrisi parasit Plasmodium dalam tahap eritrosit berasal dari pencernaan hemoglobin. Sel darah merah yang terinfeksi pun disirkulasikan ke berbagai organ tubuh seperti otak, jantung, dan hati. Kehadiran sel darah merah yang terinfeksi Plasmodium dalam otak menyebabkan malaria selebral atau cerebral malaria.

  • Pembentukan Gamet Jantan dan Betina
    Dalam tahap eritrositik, beberapa merozoit berdiferensiasi menjadi gametosit jantan dan betina. Pada gigitan nyamuk anopheles betina selanjutnya, gametosit-gametosit Plasmodium diambil oleh nyamuk tersebut. Gametosit-gametosit tersebut kemudian menjalani gametogenesis dalam tubuh nyamuk untuk membentuk gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan membelah lebih lanjut dalam perut tengah, menjadi 8 mikrogramet berflagela.

  • Pembuahan dan Pembentukan Zigot
    Mikrogamet kemudian membuahi gamet betina (makrogamet) untuk menghasilkan zigot. Zigot berubah membentuk ookinet. Ookinet melewati epitel perut tengah dan membentuk ookista pada dinding luar perut tengah. Ookista ini terus membesar lalu pecah melepaskan ratusan sporozoit-sporozoit. Akhirnya sporozoit-sporozoit bermigrasi masuk ke kelenjar ludah nyamuk anopheles betina. Sehingga siklus pun kembali lagi ke awal.