Saturday, July 20, 2013

Mengenal Penyebab, Gejala, & Pencegahan Koma Diabetikum


Keadaan tidak sadar yang disebabkan oleh tingkat gula darah yang sangat tinggi atau rendah disebut sebagai koma diabetik. Kondisi ini sering diamati pada penderita diabetes yang mengalami hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, atau hiperglikemia hiperosmolar yang berat. Meskipun koma diabetikum adalah koma yang reversibel, perlu diingat bahwa kome diabetikum dianggap sebagai kondisi darurat medis. Koma ini bisa menjadi fatal jika bantuan medis tidak dicari secepatnya.

Faktor penyebab


Dimana hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik parah biasanya mempengaruhi orang-orang yang menderita diabetes tipe 1, keadaan hiperglikemia hiperosmolar lebih sering dialami orang yang menderita diabetes tipe 2. Gejala-gejala yang dialami tiap individu sebelum pingsan dapat bervariasi, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Hipoglikemia Parah
Hipoglikemia adalah kondisi medis yang terjadi ketika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL. Ketika kadar gula darah terus turun, dan menjadi kurang dari 55 mg / dL, otak tidak mendapatkan cukup glukosa. Pasokan glukosa yang tidak cukup ke otak (neuroglycopenia) mengganggu fungsi otak. Penurunan fungsi kognitif menyebabkan kebingungan dan memperlambat refleks. Dalam keadaan seperti itu, individu yang terkena mungkin tidak dapat mengenali gejala-gejala gula darah rendah. Jika ia tidak mengambil langkah yang diperlukan untuk menormalkan kadar gula darah, ia dapat kehilangan kesadaran.

Mereka yang memiliki gula darah rendah cenderung mengalami gejala seperti:
  • Gugup
  • Berkeringat
  • Kebingungan
  • Kecemasan
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Kelaparan Intens
  • Palpitasi
  • Perut tidak nyaman


Keadaan Hiperglikemi Hiperosmolar
Seseorang dikatakan menderita hiperglikemia ketika kadar gula darah menjadi lebih tinggi dari 180 mg / dL. Peningkatan kadar glukosa darah menyebabkan tekanan osmotik darah meningkat. Dalam keadaan seperti itu, air dapat ditarik keluar dari jaringan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi. Jika seseorang mengalami dehidrasi dan memiliki hiperglikemia berat (gula darah lebih dari 600 mg/dL), ia dapat menderita koma diabetikum. Kondisi ini juga disebut koma hiperosmolar nonketotic.

Ketika kadar gula darah tinggi menyebabkan keadaan hiperosmolar hiperglikemia, individu yang terkena akan mengalami gejala seperti:
  • Dehidrasi
  • Mulut kering
  • Ketidakseimbangan Elektrolit
  • Lesu
  • Kebingungan
  • Haus berlebihan
  • Peningkatan buang air kecil
  • Lemah pada satu sisi tubuh


Ketoasidosis diabetes
Kondisi ini terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan jumlah insulin yang cukup. Dalam keadaan seperti itu, tubuh membakar lemak untuk mendapat energi. Keton adalah senyawa organik yang dihasilkan dalam proses ini. Ketoasidosis mengacu pada tingkat keton yang tinggi dalam darah dan urin. Jika pasien mengalami kelelahan fisik dan dehidrasi bersama dengan hiperglikemia parah, dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik berkembang. Jika tidak diobati, pasien mungkin menjadi koma. Kondisi ini dapat ditangani jika pengobatan diberikan segera.

Ketika kadar gula darah tinggi menyebabkan ketoasidosis diabetik, individu yang terkena akan mengalami gejala seperti:
  • Peningkatan haus
  • Peningkatan buang air kecil
  • Mual
  • Muntah
  • Lesu
  • Bernapas cepat
  • Napas berbau seperti buah, akibat ketosis
  • Nyeri perut
  • Lemah


Pengobatan Koma Diabetikum


Memantau kadar gula darah merupakan hal yang sangat penting. Jika pasien telah pingsan karena gula darah rendah atau tinggi, bantuan medis harus segera dicari.
  • Jika penyebab koma diabetes (hipoglikemia atau hiperglikemia) tidak diketahui, jangan berikan insulin kepada pasien.
  • Jika Anda bingung tentang kondisi pasien, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga pasien dalam keadaan sadar, jangan memberi pasien apa pun kecuali air.
Jika hipoglikemia berat menyebabkan koma diabetes, pengobatan akan melibatkan meningkatkan gula darah dengan bantuan glukosa. Pengobatan untuk ketoasidosis diabetik dan koma hiperosmolar nonketotic akan melibatkan terapi insulin, dan administrasi oral atau cairan intravena dan elektrolit untuk mengkompensasi hilangnya cairan tubuh. Dosis insulin dapat bervariasi, berdasarkan kondisi pasien dan tingkat keparahan gejala.

Tips untuk penderita diabetes


Konsultasikan dengan dokter Anda secara teratur, dan mengikuti saran dari dokter Anda tentang obat-obatan dan perubahan yang berhubungan dengan gaya hidup.
  • Jaga kadar gula darah.
  • Jika kadar gula darah Anda rendah, anda dapat mengonsumsi tablet glukosa, atau makanan kaya karbohidrat yang cepat dicerna. Ini dapat membantu memulihkan tingkat gula darah menjadi normal.
  • Lakukan olahraga, tetapi jangan lakukan olahraga yang berat jika Anda menderita hipoglikemia.
Studi menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah orang yang terkena diabetes di seluruh dunia. Karena diabetes membuat penderita memiliki risiko mengembangkan kondisi medis yang serius, langkah-langkah harus diambil untuk menjaga kadar gula darah. Penderita diabetes harus mematuhi pedoman tentang obat-obatan dan perubahan gaya hidup, anggota keluarga mereka juga harus diajarkan tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk menghindari komplikasi yang mengancam jiwa yang terkait dengan diabetes.

Perlu diperhatikan bahwa informasi yang disediakan dalam artikel ini adalah semata-mata untuk mendidik pembaca. Artikel ini tidak dapat digunakan sebagai pengganti konsultasi/nasihat dari seorang ahli medis.

Image courtesy of markhillary